Senin, 28 Maret 2011

Kisah Pangeran Bongkok - Kekuatan kebiasaan dan fokus pada tujuan

Di sebuah kerajaan, sang raja memerintah dengan bijaksana dan dicintai rakyatnya. Raja mempunyai seorang putra mahkota berwajah tampan dan cerdas, tetapi sang pangeran ini mempunyai cacat fisik. Tubuhnya bongkok, sehingga ia tidak bisa berjalan dengan tegap dan gagah. Akibatnya sang pangeran menjadi pendiam, malu bergaul dan tidak punya rasa percaya diri. Keadaan tersebut membuat hati sang raja risau dan sedih. Karena bila kelak tiba saatnya sang pangeran harus naik tahta ia pasti tidak dapat memimpin rakyatnya dengan baik karena tidak memiliki kepercayaan diri dan wibawa.

Para penasehat memahami kegundahan hati junjungannya. Setelah berembuk berulangkali diam-diam mereka memesan sebuah patung kepada seorang pemahat istana yang sangat ahli. Para penasihat meminta pemahat itu membuat patung sang pangeran yang berwajah tampan dengan posisi tubuh berdiri tegap dan gagah perkasa untuk dihadiahkan kepada sang pangeran pada hari ulangtahunnya.

Saat hari istimewa sang pangeran tiba dalam suasana yang gembira. Hadiah patung berselubung kain sutra dipersembahkan kepada sang pangeran. Di situ diukir tulisan indah: untuk calon pemimpin kami, atas nama seluruh rakyat yang mencintai pangeran. Ketika sang pangeran membuka selubung.. sungguh menakjubkan, tampaklah sebuah patung diri sang pangeran dengan wajah yang sangat tampan dan tubuh yang tegak, penuh wibawa. Dan ukuran patung itupun sama persis dengan postur sang pangeran.  Setiap kali melihat patung dirinya, pangeran begitu mengagumi patung itu. Dalam hatinya pangeran berkata: "Patung pemberian ini tentu melambangkan keinginan rakyatku, memiliki raja bertubuh normal dan tegap. Sudah tentu, aku ingin menjadi seperti itu."

Setiap hari sang pangeran dengan semangat berjalan mengeliling taman dengan patung yang berdiri tegak sebagai fokusnya. Ia membayangkan betapa berwibawa dirinya jika mampu berdiri tegap dan tegap seperti patung itu. Pangeranpun berlatih menirukan sikap berdiri tegap dan berjalan tegak seperti postur sang patung. Kebiasaan seperti itu dijalaninya secara konsisten dan berkesinambungan dari hari ke hari, minggu ke minggu, dan bulan demi bulan.

Tidak terasa tahunpun berganti, hasil yang dicapai sungguh menakjubkan. Masih dengan wajah  yang tampan kini pangeran telah memiliki tubuh tegap setegak patung di belakang taman istana. Pangeran tampak seperti lahir kembali menjadi manusia baru, dengan wajah tampan berseri, berdiri dan berjalan dengan tegap, serta penuh percaya diri.

Dari cerita rakyat tersebut kita bisa menyimpulkan betapa kekuatan kebiasaan dan fokus pada tujuan mampu
mengubah apa yang tampak tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak bisa menjadi bisa.

Sama dengan kehidupan kita. Jika kita ingin mengubah sebuah mimpi menjadi kenyataan, membuat harapan menjadi wujud nyata, membuat seusatu yang sudah mundur menjadi maju kembali, maka kita harus berani mengambil keputusan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan positif secara keras, ketat, berkesinambungan dan focus. Dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang positif, terlatih dan konstruktif, kekuatan itu akan mampu mengantarkan kita pada kesuksesan yang gemilang.


(disadur dari 15 wisdom & success, classical motivation stories, Andrie Wongso)

Tidak ada komentar: